Jelang Pilkada, Pemilih Diimbau Tak Terjebak Hoaks dan Politik Uang DIAN MAHARANI Aktivis Antikorupsi membentangkan papan bertuliskan Tolak ...
DIAN MAHARANI Aktivis Antikorupsi membentangkan papan bertuliskan Tolak Politik Uang di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (23/2/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini berharap para pemilih bersikap bijak dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Serentak 2018.
Pertama, pemilih diharapkan tak terpengaruh berita atau informasi bohong (hoaks).
Ia menyarankan para pemilih untuk jeli dalam memverifikasi informasi yang diterima terkait calon-calon kepala daerah yang akan dipilih.
"Biasakan untuk mengklarifikasi pada pihak-pihak yang punya pengetahuan lebih soal pilkada agar berita bohong dan sensasional semata tidak cepat menyebar," kata Titi kepada Kompas.com, Senin (19/6/2018).
Ia juga menegaskan agar pemilih tak terjebak dengan tawaran uang atau barang dari para oknum calon kepala daerah.
Titi tak ingin suara pemilih tergadaikan untuk kepentingan dan kekuasaan dari oknum calon.
"Percayalah bahwa apa yang mereka berikan sama sekali tidak sebanding dengan kerusakan dan dampak buruk perilaku korupsi yang akan mereka lakukan pascaterpilih," kata Titi.
Titi pernah menyatakan ujaran kebencian dan hoaks bisa memberikan pengaruh yang cukup besar untuk menarik dukungan dan menjatuhkan pihak lawan.
"Karena kompetensinya semakin menentukan dan itu menjadi titik balik mena ng dan kalah. Jangan sampai itu memicu para kontestan memakai isu negatif, kabar bohong, ujaran kebencian sebagai strategi pemenangan," kata Titi.
Ia juga berharap seluruh jajaran KPU dan Bawaslu menjaga integritas dan profesionalismenya.
Titi mengakui bahwa pihak calon, tim sukses dan parpol pendukung bisa saja memberikan pengaruh tertentu untuk mengintervensi jalannya pemilihan demi menguntungkan calon tertentu.
"Jangan sampai kemudian, terjadi permainan yang bisa memicu konflik. Penyelenggara juga harus memastikan tidak ada intimidasi dan tekanan terhadap pemilih," kata dia.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
- Pilkada Serentak 2018
No comments