SP3 Kasus Sukmawati Kental Nuansa Politik

SP3 Kasus Sukmawati Kental Nuansa Politik Babel Banten Bengkulu Jabar Jakarta Jateng Kalbar Lampung Sumbar Sumsel Sumut RMTV KBP ...

SP3 Kasus Sukmawati Kental Nuansa Politik

Babel
Banten
Bengkulu
Jabar
Jakarta
Jateng
Kalbar
Lampung
Sumbar
Sumsel
Sumut
RMTV
KBP

News Tickers

PSI Kritik Model <i>Politics Of Fear</i> Prabowo Subianto, 21 JUNI 2018 , 05:48:00
Info Tempat Wisata Jakarta Gratis <i>Hoax</i>, Sandi: Hanya Ancol Yang Gratis, 21 JUNI 2018 , 05:32:00
Pemuda Rantau Sumut Desak Penegakan Hukum Kasus KM Sinar Bangun, 21 JUNI 2018 , 05:09:00
Ganjar Dan Masyarakat Kebumen Ikut TTD Dukung GAM Di Pilkada Jateng, 21 JUNI 2018 , 04:54:00
Diduga Nipu Pelanggan, Pemilik PT Adhy Tours Dipolisikan, 21 JUNI 2018 , 04:30:00

SP3 Kasus Sukmawati Kental Nuansa Politik

KAMIS, 21 JUNI 2018 , 20:57:00 WIB | LAPORAN: BUNAIYA FAUZI ARUBONE

Sukmawati/Net

RMOL. Putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri menilai penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan adiknya, Sukmawati Soekarnoputri kental dengan muatan politik. Berita Terkait Mbak Rachma: Penodaan Agama Sukmawati Lebih Nyata Ketimbang Ahok Menimbang Kejanggalan SP3 Sukmawati Ratna: Polisi Hebat, Sukma Bebas. Saya, Rachma Dan Kivlan Masih Tersangka

Sebab, penghe ntian kasus itu dilakukan tak lama setelah polisi menerbitkan kasus dugaan chat mesum yang menimpa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
"Ya itu saya kira itu politik, dipolitisasi. Kalau Habib Rizieq di-SP3 lalu Sukma di-SP3. Saya kira itu ada semacam kayak deal begitulah, pasti deal lah. Dengan mudahnya kok itu Sukma di-SP3,â€ ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta Pusat, Kamis (21/6).
Menurutnya, bukti penodaan Sukmawati sudah sangat jelas. Puisi berjudul â€˜Ibu Indonesia; yang digubah dan dibacakan Sukmawati adalah bukti yang nyata dan bisa dijadikan landasan polisi meningkatkan ke tahap penyidikan.
â€œIni ada bukti otentik berupa puisi kok. Alat bukti yang sangat sah," tukas pendiri Yayasan Pendidikan Bung Karno itu. [ian]

Berita Lainnya S elengkapnya