Politik Dua Kaki Demokrat Dianggap Terkait Karier Politik AHY Politik Dua Kaki Demokrat Dianggap Terkait Karier Politik AHY ...
Politik Dua Kaki Demokrat Dianggap Terkait Karier Politik AHY Reporter:
Syafiul Hadi
Editor:Amirullah
Senin, 10 September 2018 12:28 WIBTEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat berencana memberi dispensasi bagi kader-kadernya yang mendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019. Langkah Demokrat memberi dispensasi ini dianggap bukan tanpa perhitungan matang terkait karier politik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca: Demokrat Cari Formula Agar Tak Dianggap Dua Kaki di Pilpres 2019
Pemberian dispensasi itu pertama kali diungkap Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Dia mengatakan partainya sedang mencari cara agar pemberian dispensasi ini tidak dianggap bermain di dua kaki. Maklum, di atas kertas, Demokrat menjadi salah satu pengusung pasangan Prabowo - Sandiaga Uno.
"Kami akan carikan formulanya supaya tidak disebut dua kaki," kata F erdinand di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Ahad, 9 September 2018. Dia mengatakan, pertimbangan memberi dispensasi itu muncul lantaran tingginya animo kader di sejumlah daerah untuk mendukung Jokowi. Animo itu, kata dia, terlihat dari hasil rapat koordinasi daerah beberapa saat lalu.
Menurut Ferdinand, partai tak ingin para kader di empat provinsi ini kesulitan menghadapi pemilihan legislatif 2019. Dia pun merinci, formula itu di antaranya dengan meminta para kader tak usah bergabung di tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf. Dua daerah yang akan diberi dispensasi, kata Ferdinand, ialah Papua dan Sulawesi Utara.
Baca: Kata Sandiaga Uno soal Dua Kaki Demokrat di Pilpres 2019
Calon wakil presiden Sandiaga Uno terkesan menyayangkan langkah Demokrat tersebut. Dia mengatakan keputusan dukung-mendukung di dalam pilpres telah disepakati melalui dokumen yang ditandatangani secara resmi di koalisi. "Nah, kebijakan partai masing-masing h arusnya sejalan," kata Sandiaga di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Ahad, 9 September 2018.
Apalagi, dia menambahkan, sebenarnya kader partai di daerah, terutama yang menjabat kepala daerah, tak perlu dibawa ke pusaran pilpres. Fokus kepala daerah adalah membangun wilayahnya. Terlibat dalam pusaran pilpres dianggap berpotensi menciderai mandat yang mereka dapatkan.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan sikap Partai Demokrat memberikan dispensasi bukan tanpa alasan. Dia menyebut setidaknya adal tiga alasan Demokrat berencana melakukan hal tersebut.
Pertama, Demokrat memberi dispensasi karena di daerah tertentu Jokowi mendapatkan dukungan warga setempat. Dia mencontohkan di Provinsi Papua, Jokowi didukung warga karena punya perhatian besar seperti program pembangunan, infrastuktur, serta BBM satu harga. "Jadi kayaknya sulit untuk bisa ditolak oleh tokoh seperti Lukas Enembe," kata Qodari, Senin, 20 September 2018.
Baca: Wasekjen Demokrat Sebut AHY Bakal Jadi Jurkam Prabowo - Sandiaga
Alasan kedua, Qodari berpendapat sebetulnya Demokrat memang tak nyaman dengan proses koalisi yang terjadi dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Menurut dia, Demokrat kecewa dengan proses koalisi, namun tak memiliki pilihan lain. "Mau balik ke Jokowi sudah susah, waktunya juga sudah mepet, tetapi dengan Prabowo juga tak happy gitu," ucapnya.
Alasan ketiga, Demokrat dinilai dapat posisi tak strategis walau Prabowo dan Sandiaga menang dalam Pilpres 2019 nanti. Sebab, kata dia, jika Prabowo dan Sandi memang, itu sama saja dengan menutup peluang AHY untuk beberapa pemilu ke depan maju sebagai capres atau cawapres.
"Kalau Prabowo menang 2019, 2024 dia maju lagi, 2029 gantian Sandiaga yang maju. Kalau Sandiaga terpilih 2029, 2034 juga maju lagi. Jadi empat kali pemilu, 20 tahun ke depan, AHY gigit jari," tuturnya.
Menurut Qodari, akan lebih men guntungkan bagi Demokrat dan AHY, bila Jokowi dan Ma'ruf Amin yang menang. Sebab, ucap dia, Jokowi sudah tak punya kesempatan maju kembali, sedangkan Ma'ruf sudah terlalu senior dan bukan kader partai. "Jadi kalau bicara ke depan, rugi besar bagi AHY kalau Prabowo dan Sandi yang menang, sama dengan menutup atau membunuh karier politiknya sendiri," katanya.
SYAFIUL HADI | BUDIARTI UTAMI PUTRI
Lihat Juga
Terkait
Empat Politikus Demokrat yang Dukung Jokowi di Pilpres 2019
8 jam laluTiga Pemilik Media Massa di Barisan Pendukung Jokowi
10 jam laluKata Sandiaga Uno soal Dua Kaki Demokrat di Pilpres 2019
12 jam laluWasekjen Demokrat Sebut AHY Bakal Jadi Jurkam Prabowo - Sandiaga
13 jam laluPenunjukan La ngsung Pengembang PLTU Riau 1 Rawan Penyimpangan
54 hari laluSurat BPOM Soal Susu Kental Manis Picu Kontroversi
5 Juli 2018Aset Tirta Amarta dalam Pembobolan Kredit Bank Mandiri Rp 1,8 T
23 Mei 201820 Tahun Reformasi: Soeharto yang Bangkit Lagi di Ingatan Publik
21 Mei 2018terpopuler
Politik Dua Kaki Demokrat Dianggap Terkait Karier Politik AHY
Politik Dua Kaki Demokrat Dianggap Terkait Karier Politik AHY
Eni Saragih Sebut Pengatur Jatah 1,5 Persen Anggaran PLTU Riau-1
Aset DKI dalam Incaran Mafia Tanah
Kisruh Kampung Susun Janji Anies untuk Warga Bukit Duri
Politik Dua Kaki Demokrat Dianggap Terkait Karier Politik AHY
8 jam laluEni Saragih Sebut Pengatur Jatah 1,5 Persen Anggaran PLTU Riau-1
1 hari laluAset DKI dalam Incaran Mafia Tanah
2 hari laluKisruh Kampung Susun Janji Anies untuk Warga Bukit Duri
3 hari laluKurs Dolar Dekati 15 Ribu, Harga Obat Hingga Makanan Naik
4 hari laluCegah Krisis Berulang, BI dan Pemerintah Akrobat Kuatkan Rupiah
5 hari laluPerang Yaman: Belum Ada Tanda Berakhir
6 hari laluRehab Rumah Korban Gempa Lombok, Kejar Tayang Sebelum Musim Hujan
7 hari laluPerluasan Ganjil Genap Berefek Positif, Lanjut ke Oktober, lalu..
9 hari laluPenutupan Asian Games, Terorisme dan Lalu Lintas Jadi Perhatian
10 hari laluProtes Colin Kaepernick, Wajah Nike, dan Tweet Donald Trump
Colin Kaepernick menjadi kontroversi di Negeri Abang Sam saat ia berlutut ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat dilantunkan, Donald Trump pun berang.
Sumb er: Google News
No comments