Masjid Jogokariyan di Yogyakarta dilempari batu oleh oknum. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menduga ada provokator dalam insiden ini. MUI memi...
Masjid Jogokariyan di Yogyakarta dilempari batu oleh oknum. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menduga ada provokator dalam insiden ini. MUI meminta polisi mengusut peristiwa ini agar menjadi terang.
"Yang jadi provokator harus diusut supaya ketahuan pelakunya. Polisi cepat, tegas, siapa oknum itu," kata Ketua Bidang Infokom MUI KH Masduki Baidlowi kepada wartawan, Senin (28/1/2019).
Masduki menduga ada pihak yang hendak membuat kekacauan atas peristiwa tersebut. Dia tak percaya pelaku penyerangan tersebut berasal dari partai politik.
Sebelumnya, ada dugaan pihak yang melempari masjid tersebut merupakan simpatisan PDIP. Masduki menduga ada pihak yang berusaha melakukan provokasi agar muncul kekisruhan.
"Saya kira itu susupan-susupan, ya. Masa bawa senjata tajam dan segala macam. Itu yang mesti hati-hati. Siapa yang memprovokasi? Ya pihak-pihak yang tidak senang Indonesia damai," ujar dia.
"Masjid dan PDIP kan selama ini seolah ada yang mempertentangkan. PDIP seolah-olah anti-Islam, dihubungkan dengan PKI. Padahal nyatanya banyak sekali kader muslim di PDIP. Kawan-kawan saya juga banyak orang Islam yang baik," tambahnya.
Menurutnya, menjelang hari pencoblosan 17 April nanti, provokasi rawan terjadi. Dia mengimbau masyarakat lebih berhati-hati atas upaya provokasi.
"Ini yang harus kita waspadai kepada umat yang ada di bawah, apalagi ini menjelang hari-H, tanggal 17 April, ya. Hal-hal seperti ini akan gampang terjadi. Jadi ada provokator-provokator yang ingin mengeruhkan suasana, kemudian terciptalah bentrokan antara umat yang jadi simbol keagamaan, di masjid, di musala, dengan partai yang dituduhkan orang lain sebagai partai anti-Islam. Menurut saya, sampai saat ini tidak ada partai yang anti-Islam," bebernya.
Masduki mengapresiasi pihak masjid dan PDIP PAC Mantrijeron yang menyelesaikan masalah secara damai. Mediasi yang disaksikan aparat kecamatan, polsek, dan koramil itu bisa meredam potensi kekisruhan membesar.
Masduki mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga persaudaraan. Event politik yang digelar lima tahunan ini diharap tidak sampai merusak persaudaraan yang bersifat jangka panjang.
"Sehingga harapan kita semua, umat memilih tokoh atau pemimpin yang sesuai dengan hati nuraninya. Tak usah terpengaruh oleh isu-isu yang sifatnya hoax. Jangan terpengaruh oleh kondisi yang menyebabkan kita, sesama muslim yang intinya kita bersaudara, sesama tetangga yang mestinya diajarkan agama kita menghargai dan menghormati tetangga kita, diamanatkan kepada kita untuk hormatilah tetanggamu, hormati tamumu. Ini kan sifatnya permanen, jangka panjang. Bersaudara antar-tetangga itu kan sifatnya sepanjang masa," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, Masjid Jogokariyan diserang oleh simpatisan sebuah parpol yang sedang berkonvoi. Tak ada korban dalam peristiwa tersebut. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (27/1) sore. Takmir masjid menggambarkan penyerangan dilakukan dengan membabi buta.
"Mereka pakai motor, ada yang lari melempari (batu), bawa sajam (senjata tajam), ada yang bawa pedang, ada yang celurit, ada besi, macam-macam. Karena (mereka) banyak, kita nggak tahu. Saya saja mau kebacok, mau kelempar batu," ujar takmir masjid, Muhammad Fanni Rahman, saat ditemui di Kampung Jogokariyan, Senin (28/1/2019).
Kuliah Beasiswa..?? Klik Disini
Gambar : Detik News.Com
Sumber : Detik News.Com
ليست هناك تعليقات